Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Uncategorized

Akses Jalan, Keliangin : Masyarakat Wakate Butuh Perhatian Pemda SBT

500
×

Akses Jalan, Keliangin : Masyarakat Wakate Butuh Perhatian Pemda SBT

Sebarkan artikel ini

Mediainvestigasimaluku.com. SBT-Bangsa Indonesia membutuhkan generasi antikorupsi agar maju dan sejahtera secara inklusif. Namun, dunia pendidikan belum sepenuhnya jadi tempat menyemai generasi muda berintegritas.

Indeks integritas pendidikan nasional masih berada di level rendah. Semakin tinggi jenjang pendidikan, integritas yang tecermin dari karakter, ekosistem, dan kepatuhan justru makin rendah. Padahal, generasi muda yang berintegritas diharapkan mampu melawan korupsi.

Hal itu juga terjadi di salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku yakni Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku. Senin 27/05/24.

Pasalnya, Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu kabupaten di Maluku dengan tingkat pendidikan yang pada umumnya masih sangat rendah.

Oleh karena itu salah satu pemuda Kabupaten SBT angkat bicara soal rendahnya tingkat Pendidikan pada wilayah nya yakni Kecamatan Wakate, hal utama yang di perlukan adalah akses jalan lingkar Watubela.

Dengan adanya jalan lingkar Wakate maka tingkat pendidikan di Wakate juga dapat berjalan dengan lancar, karena akibat dari kurangnya tingkat pendidikan di Wakate faktor utamanya adalah akses jalan pada desa Ilili menuju desa Lehema.

Latu Keliangin, bagitu sapaannya, dirinya mengatakan bahwa, Kecamatan Wakate sangat membutuhkan campur tangan Pemerintah untuk membenahi serta meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang ada di kecamatan Wakate.

“Hal itu harus mlalui bantuan-bantuan kepada para pelajar dan juga pembangunan akses pendidikan yang mudah oleh masyarakat,” ucapnya.

Dikatakan Latu, ini merupakan salah satu Faktor penunjang untuk mencegah “anak putus sekolah” di Negeri Ilili dan umumnya Kecamatan Wakate.

“Adapun yang menjadi hambatan para pelajar di desa Ilili dalam menempuh pendidikan adalah harus menempuh jarak yang begitu jauh dengan berjalan kaki kurang lebih 7-8 KM melintasi hutan,” jelasnya.

Menurutnya, para siswa mulai star dari desa Ilili (tempat tinggal mereka) pukul 05:00 atau selesai sholat subuh dan sampai di desa Lahema (tempat mereka Sekolah) pukul 08:00. Itu juga kalau cuaca atau keadaan Alam bersahabat.

“Ya sedangkan kalau menggunakan jaza transportasi Laut mereka harus membayar Rp. 5.000-8.000/perorangan tetapi itu juga ketika keadaan laut mendukung atau ketika para Nelayan tidak melaut menggunakan transportasi mereka,” papar Keliangin

Menurutnya, masalah pendidikan di Kecamatan Wakate harus segera diatasi karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas anak bangsa di Wakate

“Tak ada cara lain kecuali pemerintah Daerah segera membangun jalan Lintas di Pulau Watubela Kec. Wakate agar akses para pelajar dalam menempuh pendidikan itu dengan mudah dan selebihnya jalan lintas ini sangat membawa dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Pulau Watubela,” ungkap dka

Dirinya berharap, pemerintah daerah dapat mengatasi masalah pendidikan di Negeri yang dimana dia di besarkan.

“Ya karena kita adalah Indonesia yang harus mendapat akses pendidikan dengan mudah dan Merdeka,” pungkasnya.

Example 300250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *